"Belajar"....
hampir setiap waktu kata ini menjadi konsumsi telinga dan pikiran kita, bahkan
seakan-akan menjadi sesuatu yang tidak pernah lepas dari diri kita sendiri.
Sejak kecil kita sering mendengar ungkapan "belajar merangkak, berdiri,
berjalan, bicara, bernyanyi, membaca, berhitung, dst ….". Tapi, kalau kita
coba bertanya tentang arti kata belajar kepada beberapa orang, bisa dipastikan
bahwa kita akan mendapatkan jawaban sebanyak orang yang kita tanyai. Ini
menunjukkan bahwa setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang
hakekat belajar. Nah, pernahkah kita, dengan sungguh-sungguh, berpikir tentang
hakekat kata sederhana ini ?
Untuk tidak memperpanjang masalah dalam
definisi belajar ini, barangkali kita cukup mengacu kepada apa yang dikemukakan
Howard L. Kingsley "Learning is the process by which behavior --in the
broader sense-- is originated and changed through practice or training" (Belajar
adalah proses dimana sifat atau tingkah laku --menurut pengertiannya yang
luas-- (sengaja ;pen) ditimbulkan dan
diubah melalui praktek atau latihan).
Jadi, belajar adalah sebuah proses bukan
produk, ia merupakan proses dasar dari perkembangan manusia. Tanpa belajar,
manusia tidak berhak lagi disebut sebagai makhluk yang berbudaya, sebab hanya
dengan belajar manusia bisa melakukan perubahan-perubahan pada dirinya ; baik
secara kuantitatif atau kualitatif. Belajar memang berlangsung sesuai dengan
tahapan-tahapan tertentu, tapi ia tidak bisa disamakan dengan sekedar proses
kematangan yang biasanya berlangsung secara alamiyah, Karena itu, sebenarnya
tidak semua perubahan atau perkembangan yang terjadi pada seseorang bisa
dianggap sebagai proses belajar.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses
belajar, paling tidak, harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Dilakukan
dengan sengaja dan penuh kesadaran
2. Memiliki tujuan yang jelas dan terarah.
3. Berlangsung
secara terus menerus dan berkesinambungan
4. Menumbuhkan
perubahan yang "lebih" baik dan positif, dalam hal yang menyangkut :
-
Moralitas Keagamaan (Ranah Keimanan)
- Sikap
Mental (Ranah Affektif)
-
Wawasan Ilmu Pengetahuan (Ranah
Kognitif)
-
Keterampilan (Ranah Psikomotorik)
ANTARA PRASYARAT DAN CARA BELAJAR
Berbicara tentang belajar Efekrtif dan Efisien
berarti kita harus berbicara tentang "cara atau metode" belajar. Dan
yang namanya "cara" itu selamanya memang tidak pernah sama dan
seragam pada semua kondisi. Efektif atau tidaknya cara belajar, selain
tergantung pada kesesuaian antara cara yang dipergunakan dengan
"situasi-situasi khusus" yang melingkupi (match), juga sangat
tergantung pada "pra-syarat" tertentu yang harus dipenuhi oleh
seseorang dalam belajar.
Karena itu, sebelum kita berbicara tentang cara
belajar, ada baiknya kalau lebih dulu kita mengetahui pra-syarat belajar
yang harus dipenuhi seseorang dalam belajar. Dalam hal ini, ada 4 faktor yang
harus benar-benar diperhatikan :
1. Memiliki
kemauan dan kesiapan untuk belajar (will and readiness).
Ini banyak berhubungan dengan niat dan motivasi belajar.
Berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang optimal (achievement
oriented). Ini banyak menyangkut semangat dan ethos belajar.
2. Konsesentrasi
dan Memiliki kemampuan dan tradisi-tradisi
intelektual yang positif ; baik yang menyangkut kecerdasan atau pun
yang berhubungan dengan sikap dan prilaku dalam belajar.
3. Belajar
bagaimana belajar yang baik.
4. Berusaha
menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif ; baik lingkungan
fisik (lahiriyah) ataupun lingkungan psikis (bathiniyah)
5. Do’a.
Kelima faktor tersebut bisa kita bahas secara
rinci dalam kesempatan khusus yang lebih luas. Sedangkan kali ini, kita
fokuskan pembicaraan pada "cara belajar" yang efektif dan efisien.
Dalam buku-buku tentang Ilmu Pendidikan
dan Ilmu Jiwa banyak kita dapatkan
berbagai teori yang dikembangkan oleh para ahli tentang belajar. Antara lain Teori
Asosiasi yang dikembangkan oleh J. Lock dan J. F.
Herbart, Teori Gestalt yang dikembangkan Kurt Lewin, Teori
koniksionisme oleh Thorndike, Teori Classical Conditioning oleh Ivan
P. Pavlov, dan masih banyak lagi. Yang berminat, bisa mempelajari lebih
dalam melalui buku-buku yang banyak tersebar.
Tapi sesuai dengan tujuan Kuliah Umum
Kepondokan ini, maka pembahasan lebih kita tekankan pada upaya mempelajari cara
belajar yang praktis, aplikatif, faktual, dan akseleratif yang langsung
dirasakan manfaatnya dalam keseharian para santri, khususnya dalam rangka
meraih sukses yang sebesar-besarnya selama meraka belajar dan nyantri di pondok
tercinta ini.
ANTARA KNOW DAN HOW
Sebagai sebuah keterampilan, cara belajar
efektif, efisien dan akseleratif itu sangat tergantung pada situasi-situasi
khusus yang sedang dihadapi oleh seseorang yang sedang belajar. Situasi-situasi
tersebut meliputi :
1.
Apa jenis pelajaran/pengetahuan yang kita pelajari
? - (What)
2.
Dimana kita belajar ? - (Where)
3.
Kapan kita belajar ? - (When)
4.
Dengan Siapa kita belajar ? - (Who/whom)
5.
Mengapa (untuk apa) kita belajar ? - (Why)
Setiap pelajar harus "Mengetahui dan
Menyadari" situasi-situasi khusus terdebut (Know) sehingga dia bisa
memiliki dan menentukan "bagaimana" (How) cara belajar yang
paling efektif, efisien, dan akseleratif. Know-how ini sangat signifikan
bagi seorang peljar dalam melaksanakan belajar. Perhatikan baik-baik !.
Untuk lebih Know situasi-situasi khusus
tersebut, berikut ini akan dijelaskan 5 jenis pelajaran/pengetahuan yang
masing-masing memiliki How atau cara belajar yang berbeda antara satu
dengan yang lain :
1. Pelajaran
Hapalan
2. Pelajaran
Ingatan
3. Pelajaran
Pikiran
4. Pelajaran
Bahasa
5. Pelajaran
Keterampilan
1. PELAJARAN HAPALAN
Pengertiannya :
Menghapal adalah kegiatan memproduksi kesan-kesan yang
ada di dalam memori dengan ungkapan yang "harus persis sama" dengan
tesk. Ada 2 jenis hapalan yang biasa dilakukan seseorang, yaitu :
a. Hapalan Tanpa Pemahaman Lebih Dahulu.
Yaitu hapalan yang biasanya diajarkan kepada
anak-anak atau murid-nurid pemula, seperti menghapal surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an, menghapal bacaan-bacaan sholat/dzikir, menghapal nyanyian, dsb. Anak
tidak harus memahami lebih dahulu apa yang akan mereka hapalkan.
b. Hapalan yang Harus Didahului Pemahaman.
Yaitu hapalan yang biasanya dilakukan oleh
murid-murid tingkat menengah, seperti menghapal ayat-ayat Al-Qur’an dengan
memahami tarjamahnya, Hadits-hadits, Do’a-do’a, Pribahasa/Al-Amtsal/Proverbs,
Kata-kata Mutiara/Al-Hikam/Wisewords, Syi’ir/Puisi/Sajak, dsb.
Cara Belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pelajaran hapalan ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
a. Hapalan
Tanpa Pemahaman
Anak-anak biasanya langsung dibimbing oleh
seorang guru atau tutor, dengan cara membaca dan menghapal berulang-ulang
sampai mereka benar-benar hapal di luar kepala.
b. Hapalan
Dengan Pemahaman
Ø Sebelum
mulai menghapal, pahami benar-benar arti/maksud teks yang akan anda hapalkan.
Ø Bacalah
seluruh teks dan ucapkan dengan baik, benar dan fashih.
Jangan mulai menghapal sebelum anda yakin
dengan "benarnya" (validitas) bacaan dan ucapan anda. Ingat,
menghapal suatu teks yang salah, berarti Anda akan
selalu salah terus menerus dan sulit Untuk diperbaiki.
Ø Bagilah
teks yang akan Anda hapalkan menjadi beberapa "phrase" (kalimat
sempurna yang menjadi bagian dari sebuah teks).
Ingat, yang harus dihapalkan adalah
"phrase", bukan kalimat yang terpotong yang bisa merusak artinya.
Usahakan agar phrase tersebut tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.
Sesuaikan dengan tingkat kemampuan anda. Apabila terlalu panjang, bagilah
menjadi "sub-sub phrase" yang pendek-pendek tapi tidak sampai merusak
artinya.
Ø
Mulailah meng-hapal phrase pertama, dengan cara
mengucapkannya berulang-ulang sampai 2 atau 3 kali.
Ucapkan phrase dengan jelas, benar, dan suara
yang keras, jangan ragu-ragu dan jangan terburu-buru, Jika diulang 2-3 kali,
anda belum hapal juga, ulangi sampai 4-5 kali, Jangan putus asa.
Ø
Setelah benar-benar hapal phrase pertama,
pindahlah ke phrase kedua dan hapalkan dengan cara seperti yang diterangkan di
atas.
Dalam menghapal, usahakan Unitika menciptakan
"asosiasi-asosiasi" tertentu di dalam memori, sehingga mudah
mengingatnya.
Ø Setelah
hapal phrase kedua, ulangi lagi menghapal dari phrase perama. Jangan langsung
pindah ke phrase ketiga.
Ø Setelah
hapal phrase pertama dan kedua, barulah pindah ke phrase ketiga, dan dihapal
dengan cara yang sama. Kemudian ulangi lagi menghapal dari phrase pertama dan
kedua, sampai anda benar-benar hapal ketiga phrase tersebut.
Ø Demikianlah
seterusnya sampai seluruh phrase benar-benar bisa dihapalkan dengan lancar dan
baik.
- Dalam hapalan, yang
paling penting adalah "prinsip pengulangan".
- Semakin banyak anda
mengulangi suatu hapalan, semakin kuat hapalan tersebut melekat dalam memori
anda.
- Berusaha untuk menciptakan asosiasi-asosiasi
dalam memori dulu,agar hafalannya lebih kuat
Catatan Penting :
Menghapal sebaiknya dilakukan dengan suara
keras agar lidah terlatih dengan pengucapan yang benar, dan jika salah segera
bisa diperbaiki oleh orang lain. Apabila anda lupa suatu phrase, janganlah
buru-buru membuka buku Untuk melihat phrase tersebut. Usahakan Untuk
mengingatnya dengan konsentrasi yang tinggi dan dengan mengingat
"asosiasi-asosiasi" yang telah anda ciptakan sebelumnya. Dengan
demikian, kemampuan daya ingat anda akan semakin terlatih dengan baik.
2. PELAJARAN INGATAN
Pengertiannya :
Mengingat adalah kegiatan mereproduksi kesan-kesan yang
ada di dalam memori dengan ungkapan yang "tidak harus sama" dengan
teks. Kesan-kesan tersebut biasanya diserap oleh memori melalui kegiatan
penginderaan atau pengamatan, seperti mendengarkan, melihat, membaca, dan
sebagainya. Hampir seluruh mata pelajaran yang memakai "buku
pegangan" termasuk dalam pelajaran ingatan, seperti : Pelajaran Sejarah,
Geografi, Teori-teori tentang Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa, Filsafat, Hukum,
Tatanegara, Sosiologi, Tauhid, Adyan, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pelajaran ingatan ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pertama
kali dengarkanlah informasi apapun yang disampaikan kepada anda dengan penuh
perhatian dan konsentrasi.
Atau perhatikanlah apapun yang sedang
anda amati dengan cermat, teliti dan penuh perhatian.
Atau bacalah bahan-bahan bacaan apapun
yang sedang anda hadapi dengan cara membaca yang benar.
Mendengarkan, memperhatikan, atau membaca
adalah kegiatan-kegiatan untuk menyerap "data-data" yang harus
dilakukan dengan serius dan dengan cara-cara yang benar.
Ø
Buatlah resume atau catatan-catatan
penting tentang apa yang anda dengarkan, atau yang anda amati, atau yang
anda baca.
Resume atau catatan penting harus dibuat
sebegitu rupa sehingga mudah diingat. Sebaiknya berbentuk skema-skema.
Ø Apabila anda mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu bagian
dari obyek yang sedang dipelajari, usahakan untuk segera
bertanya kepada yang lebih berkompeten. Jika tidak
memungkinkan, berilah "tanda khusus" pada bagian tersebut untuk
ditanyakan pada kesempatan lain.
Jangan biasa membiarkan "ketidak
mengertian" menguasai anda dalam waktu yang lama. Segera bertanya atau
berkonsultasi.
Ø Setelah
itu, usahakan agar anda mempunyai kesempatan untuk mereproduksi atau mengungkapkan
kembali "resume atau catatan penting" tersebut ; baik dengan
lisan, maupun lewat tulisan singkat.
Kegiatan ini termasuk dalam prinsip
pengulangan. Artinya, semakin sering sebuah kesan direproduksi, semakin kuat
pula ia bertahan di dalam memori.
Ø Kemudian
kalau mungkin, diskusikanlah dengan teman-teman atau guru-guru anda.
Catatan Penting :
Mengingat tidak perlu dengan suara keras, dan sebaiknya
dilakukan secara berkelompok, yaitu melalui diskusi atau saling bertanya antar
teman secara bergantian. Dengan demikian data-data yang masuk ke dalam memori
akan semakin banyak direproduksi, sehingga semakin kuat melekat di dalam
memori.
3. PELAJARAN PIKIRAN
Pengertiannya :
Yang dimaksud dengan Pelajaran Pikiran adalah
pelajaran yang membutuhkan kemampuan menyerap dan menalar, seperti analisis,
sintesis, kesimpulan, dan sebagainya. Dalam pelajaran ini terdapat
kaidah-kaidah, aksioma, rumus, atau dalil-dalil yang memerlukan
"pembuktian atau penerapan" dalam bentuk contoh-contoh atau
percobaan-percobaan. Karenanya pelajaran ini biasa disebut pula dengan
"Pelajaran Kaidah". Ada 3 jenis Pelajaran Kaidah, yaitu :
a. Kaidah-kaidah
Ilmiyah yang bersifat Empiris (baik dalam ilmu-ilmu Alamiah ataupun
dalam ilmu-ilmu Humaniora dan Sosial), seperti : Rumus-rumus Fisika,
Matematika, Biologi, Logika, Teori-teori Ilmu Sosial, dan sebagainya.
b. Kaidah-kaidah
Bahasa, seperti : Nahwu, Shorof, Balaghah, Grammar, atau Tata Bahasa
Indonesia.
c. Kaidah-kaidah
Agama, seperti : Ushul Fiqhi, Faroidl, Ushuluddin, Qowa'id Fiqhiyah,
Ilmu Tajwid, Mustholahul Hadist, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pelajaran pikiran ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pahami
benar-benar maksud atau pengertian dari kaidah atau rumus yang sedang
anda pelajari, dari segala aspeknya.
Ø Buatlah hubungan-hubungan
yang logis dan sistematis antara satu aspek dengan aspek lainnya dalam
kaidah tersebut, atau antara kaidah tersebut dengan kaidah-kaidah lain yang
sudah anda ketahui sebelumnya.
Membuat hubungan-hubungan dalam pelajaran
pikiran ini sangatlah penting, karena hampir seluruh
kaidah atau rumus dalam suatu disiplin ilmu selalu berhubungan satu dengan
lainnya. Tidak berdiri sendiri.
Ø
Kemudian aplikasikan kaidah atau rumus
yang anda pelajari tersebut dalam berbagai bentuk aplikasi yang memungkinkan,
antara lain :
§ Untuk
Kaidah-Kaidah Ilmiyah, dengan melakukan percobaan-percobaan langsung (di
laboratorium atau di lapangan), atau dengan latihan-latihan memecahkan soal,
dan sebagainya.
§ Untuk
Kaidah-Kidah Bahasa, dengan membuat contoh kalimat yang beraneka ragam, atau
dengan mempelajari kedudukan suatu kata dalam kalimat (I'rob, Ijro', Mengurai).
§ Untuk
Kaidah-Kaidah Agama, dengan membuat contoh masalah yang beraneka ragam, atau
dengan latihan memecahkan masalah-masalah sosial berdasarkan kaidah-kaidah
tersebut.
Catatan Penting :
Mempelajari kaidah atau rumus tertentu bukan
sekedar untuk menghapalkannya, tapi yang paling penting adalah bagaimana
mengaplikasikannya dalam berbagai situasi. Karena itu, selain berusaha
menghubungkan satu kaidah dengan kaidah yang lain, latihan untuk
mengaplikasikannya harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus.
4. PELAJARAN BAHASA
Pengertiannya :
Yang dimaksud dengan Pelajaran Bahasa di sini
adalah pelajaran tentang keterampilan berbahasa (Maharot Lughowiyah/Language
Skills) yang meliputi 6 jenis keterampilan, yaitu :
a. Keterampilan
Mendengarkan (Al-Istima'/Listening)
b. Keterampilan
Berbicara (Al-Muhadatsah/Conversation)
c. Keterampilan
Membaca (Al-Muthola'ah/Reading)
d. Keterampilan
Menulis (Al-Kitabah/Writing)
e. Keterampilan
Mengarang (At-Ta'lif/Composation)
f. Keterampilan
Menerjemahkan (At-Tarjamah/Translation)
Cara Belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pelajaran keterampilan berbahasa ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai
berikut :
Ø
Pertama kali tumbuhkan sikap positif (qobiliyah
ijabiyah/positive attitude) terhadap bahasa yang akan anda pelajari. Dan
usahakan agar sikap positif tersebut tetap tinggi, walaupun anda menemukan
kesulitan-kesulitan dalam belajar.
Sikap positif meliputi berbagai hal, seperti
hobbi, rasa tertarik, motivasi, kemauan yang keras, dan sebagainya. Sikap
positif ini merupakan "kunci utama" kesuksesan belajar bahasa apapun.
Jika anda tidak memiliki sikap positif terhadap suatu bahasa, lebih baik anda
memilih untuk belajar bahasa lainnya saja.
Ø
Pelajari dan perhatikan sungguh-sungguh Bahasa
Dasar (Lughoh Asasiyah/Basic Language) dari bahasa yang sedang anda
pelajari, sampai anda benar-benar menguasainya.
§ -Bahasa Dasar artinya adalah "kata-kata dan struktur
kalimat" yang paling mendasar dari suatu bahasa.
§ Penguasaan
Bahasa Dasar artinya menguasai dengan sungguh-sungguh :
- Cara
mengucapkannya (intonasi, artikulasi)
- Cara
menulisnya (validitas dan keindahannya)
- Arti
atau maksudnya (sinonim, akronim, definisi)
- Perubahan-perubahan
yang terjadi dalam kata tersebut (tashrif, inflection, morphologi)
- Cara
mempergunakannya dalam kalimat (syntak)
- Upaya
menguasai Bahasa Dasar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, sebab tanpa
menguasai Bahasa Dasar mustahil seseorang bisamemiliki keterampilan berbahasa.
Ø Usahakan
agar anda bisa menambah perbendaharaan kata (mufrodat/vocabulary)
minimal 5 buah setiap hari. Tapi anda harus menguasainya sebagai Bahasa Dasar,
seperti tersebut di atas.
Ø Perhatikan
dengan cermat guru-guru atau teman-teman anda (yang baik) atau siapapun
saja, ketika mereka sedang memperaktekkan keterampilan berbahasa, kemudian
cobalah tiru mereka dengan sungguh-sungguh.
Ø Lakukan latihan/tamrin/drill
secara terus menerus. Tetapi yang lebih penting, mintalah tolong kepada
siapapun untuk "mengoreksi" latihan anda tersebut, sehingga anda bisa
melakukan perbaikan dan penyempurnaan, latihan tanpa koreksi atau evaluasi
adalah kesia-siaan
5. PELAJARAN KETERAMPILAN
Pengertiannya :
Pelajaran Keterampilan meliputi berbagai jenis
kegiatan yang menuntut adanya keterampilan-keterampilan khusus Unitika
melakukannya. Secara garis besar, ada 3 jenis keterampilan yang biasa
dipelajari, yaitu :
a. Keterampilan
Tangan, seperti : menjahit, menyulam, memasak, mengetik, menggambar, kaligrafi,
pertukangan, pertanian, eletronik, permesinan, dan sebagainya.
b. Keterampilan
Praktis, seperti : keterampilan memimpin, mengajar, berdagang, berolahraga,
mengelola organisasi, sekolah, perusahaan, dan sebagainya.
c. Keterampilan
Kesenian, seperti : musik, drama, teater, puisi, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam
pelajaran keterampilan ini, cobalah anda tempuh cara-cara belajar sebagai
berikut :
Ø Pertama
kali, pusatkan perhatian anda hanya pada satu keterampilan saja. Jangan
terlalu ambisius untuk menguasai beberapa keterampilan dalam waktu yang
bersamaan.
Ø Perhatikan
dengan sungguh-sungguh bagaimana guru-guru dan teman-teman anda, terutama para
ahli (profesional) melakukan keterampilan yang akan anda pelajari itu. Kaji
dan teliti dari segala aspeknya, dan cari rahasia kesuksesannya.
Ø Cobalah meniru
apa yang lakukan, sesuai dengan hasil perhatian dan pengkajian yang anda lakukan. Lakukan dengan sungguh-sungguh.
Ø Selain
itu, pelajari teori-teori yang berhubungan dengan keterampilan yang
sedang anda pelajari, dan hubung-hubungkan dengan apa yang anda lihat.
Ø Lakukan latihan
terus menerus, dengan tetap berpijak pada teori-teori yang anda pelajari
dan hasil pengamatan yang anda lakukan.
Ø Jangan
malu bertanya atau berkonsultasi kepada mereka yang dianggap berkompeten
; baik dalam situasi biasa ataupun ketika anda mendapatkan kesulitan. Mintalah
"koreksi dan kritik" setiap waktu.
Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh:
KH. MOH. IDRIS JAUHARI (Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih anda telah sudi mampir di sini.