PAPERS EDUCATION and Islamic

Tuesday, September 8, 2015

HAKEKAT BELAJAR



"Belajar".... hampir setiap waktu kata ini menjadi konsumsi telinga dan pikiran kita, bahkan seakan-akan menjadi sesuatu yang tidak pernah lepas dari diri kita sendiri. Sejak kecil kita sering mendengar ungkapan "belajar merangkak, berdiri, berjalan, bicara, bernyanyi, membaca, berhitung, dst ….". Tapi, kalau kita coba bertanya tentang arti kata belajar kepada beberapa orang, bisa dipastikan bahwa kita akan mendapatkan jawaban sebanyak orang yang kita tanyai. Ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang hakekat belajar. Nah, pernahkah kita, dengan sungguh-sungguh, berpikir tentang hakekat kata sederhana ini ?
Untuk tidak memperpanjang masalah dalam definisi belajar ini, barangkali kita cukup mengacu kepada apa yang dikemukakan Howard L. Kingsley "Learning is the process by which behavior --in the broader sense-- is originated and changed through practice or training" (Belajar adalah proses dimana sifat atau tingkah laku --menurut pengertiannya yang luas--  (sengaja ;pen) ditimbulkan dan diubah melalui praktek atau latihan).
Jadi, belajar adalah sebuah proses bukan produk, ia merupakan proses dasar dari perkembangan manusia. Tanpa belajar, manusia tidak berhak lagi disebut sebagai makhluk yang berbudaya, sebab hanya dengan belajar manusia bisa melakukan perubahan-perubahan pada dirinya ; baik secara kuantitatif atau kualitatif. Belajar memang berlangsung sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, tapi ia tidak bisa disamakan dengan sekedar proses kematangan yang biasanya berlangsung secara alamiyah, Karena itu, sebenarnya tidak semua perubahan atau perkembangan yang terjadi pada seseorang bisa dianggap sebagai proses belajar.
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses belajar, paling tidak, harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Dilakukan dengan sengaja dan penuh kesadaran
2.    Memiliki tujuan yang jelas dan terarah.
3.    Berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan
4.    Menumbuhkan perubahan yang "lebih" baik dan positif, dalam hal yang menyangkut :
 - Moralitas Keagamaan (Ranah Keimanan)
 - Sikap Mental (Ranah Affektif)
 - Wawasan Ilmu Pengetahuan (Ranah  Kognitif)
 - Keterampilan (Ranah Psikomotorik)

ANTARA PRASYARAT DAN CARA BELAJAR
Berbicara tentang belajar Efekrtif dan Efisien berarti kita harus berbicara tentang "cara atau metode" belajar. Dan yang namanya "cara" itu selamanya memang tidak pernah sama dan seragam pada semua kondisi. Efektif atau tidaknya cara belajar, selain tergantung pada kesesuaian antara cara yang dipergunakan dengan "situasi-situasi khusus" yang melingkupi (match), juga sangat tergantung pada "pra-syarat" tertentu yang harus dipenuhi oleh seseorang dalam belajar.
Karena itu, sebelum kita berbicara tentang cara belajar, ada baiknya kalau lebih dulu kita mengetahui pra-syarat belajar yang harus dipenuhi seseorang dalam belajar. Dalam hal ini, ada 4 faktor yang harus benar-benar diperhatikan :
1.    Memiliki kemauan dan kesiapan untuk belajar (will and readiness). Ini banyak berhubungan dengan niat dan motivasi belajar. Berorientasi pada pencapaian hasil belajar yang optimal (achievement oriented). Ini banyak menyangkut semangat dan ethos belajar.
2.    Konsesentrasi dan  Memiliki kemampuan dan tradisi-tradisi intelektual yang positif ; baik yang menyangkut kecerdasan atau pun yang berhubungan dengan sikap dan prilaku dalam belajar.
3.    Belajar bagaimana belajar yang baik.
4.    Berusaha menciptakan suasana lingkungan belajar yang kondusif ; baik lingkungan fisik (lahiriyah) ataupun lingkungan psikis (bathiniyah)
5.    Do’a.
Kelima faktor tersebut bisa kita bahas secara rinci dalam kesempatan khusus yang lebih luas. Sedangkan kali ini, kita fokuskan pembicaraan pada "cara belajar" yang efektif dan efisien. Dalam buku-buku tentang Ilmu Pendidikan
dan Ilmu Jiwa banyak kita dapatkan berbagai teori yang dikembangkan oleh para ahli tentang belajar. Antara lain Teori Asosiasi yang dikembangkan oleh J. Lock dan J. F. Herbart, Teori Gestalt yang dikembangkan Kurt Lewin, Teori koniksionisme oleh Thorndike, Teori Classical Conditioning oleh Ivan P. Pavlov, dan masih banyak lagi. Yang berminat, bisa mempelajari lebih dalam melalui buku-buku yang banyak tersebar.
Tapi sesuai dengan tujuan Kuliah Umum Kepondokan ini, maka pembahasan lebih kita tekankan pada upaya mempelajari cara belajar yang praktis, aplikatif, faktual, dan akseleratif yang langsung dirasakan manfaatnya dalam keseharian para santri, khususnya dalam rangka meraih sukses yang sebesar-besarnya selama meraka belajar dan nyantri di pondok tercinta ini.

ANTARA KNOW DAN HOW
Sebagai sebuah keterampilan, cara belajar efektif, efisien dan akseleratif itu sangat tergantung pada situasi-situasi khusus yang sedang dihadapi oleh seseorang yang sedang belajar. Situasi-situasi tersebut meliputi :
1.    Apa jenis pelajaran/pengetahuan yang kita pelajari ? - (What)
2.    Dimana kita belajar ? - (Where)
3.    Kapan kita belajar ? - (When)
4.    Dengan Siapa kita belajar ? - (Who/whom)
5.    Mengapa (untuk apa) kita belajar ? - (Why)
Setiap pelajar harus "Mengetahui dan Menyadari" situasi-situasi khusus terdebut (Know) sehingga dia bisa memiliki dan menentukan "bagaimana" (How) cara belajar yang paling efektif, efisien, dan akseleratif. Know-how ini sangat signifikan bagi seorang peljar dalam melaksanakan belajar. Perhatikan baik-baik !.
Untuk lebih Know situasi-situasi khusus tersebut, berikut ini akan dijelaskan 5 jenis pelajaran/pengetahuan yang masing-masing memiliki How atau cara belajar yang berbeda antara satu dengan yang lain :
1.    Pelajaran Hapalan
2.    Pelajaran Ingatan
3.    Pelajaran Pikiran
4.    Pelajaran Bahasa
5.    Pelajaran Keterampilan

1.    PELAJARAN HAPALAN
Pengertiannya :
Menghapal adalah kegiatan memproduksi kesan-kesan yang ada di dalam memori dengan ungkapan yang "harus persis sama" dengan tesk. Ada 2 jenis hapalan yang biasa dilakukan seseorang, yaitu :
a.    Hapalan Tanpa Pemahaman Lebih Dahulu.
Yaitu hapalan yang biasanya diajarkan kepada anak-anak atau murid-nurid pemula, seperti menghapal surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, menghapal bacaan-bacaan sholat/dzikir, menghapal nyanyian, dsb. Anak tidak harus memahami lebih dahulu apa yang akan mereka hapalkan.
b.    Hapalan yang Harus Didahului Pemahaman.
Yaitu hapalan yang biasanya dilakukan oleh murid-murid tingkat menengah, seperti menghapal ayat-ayat Al-Qur’an dengan memahami tarjamahnya, Hadits-hadits, Do’a-do’a, Pribahasa/Al-Amtsal/Proverbs, Kata-kata Mutiara/Al-Hikam/Wisewords, Syi’ir/Puisi/Sajak, dsb.
Cara Belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelajaran hapalan ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
a.    Hapalan Tanpa Pemahaman
Anak-anak biasanya langsung dibimbing oleh seorang guru atau tutor, dengan cara membaca dan menghapal berulang-ulang sampai mereka benar-benar hapal di luar kepala.
b.    Hapalan Dengan Pemahaman
Ø Sebelum mulai menghapal, pahami benar-benar arti/maksud teks yang akan anda hapalkan.
Ø Bacalah seluruh teks dan ucapkan dengan baik, benar dan fashih.
Jangan mulai menghapal sebelum anda yakin dengan "benarnya" (validitas) bacaan dan ucapan anda. Ingat, menghapal suatu teks yang salah, berarti Anda akan selalu salah terus menerus dan sulit Untuk diperbaiki.
Ø Bagilah teks yang akan Anda hapalkan menjadi beberapa "phrase" (kalimat sempurna yang menjadi bagian dari sebuah teks).
Ingat, yang harus dihapalkan adalah "phrase", bukan kalimat yang terpotong yang bisa merusak artinya. Usahakan agar phrase tersebut tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek. Sesuaikan dengan tingkat kemampuan anda. Apabila terlalu panjang, bagilah menjadi "sub-sub phrase" yang pendek-pendek tapi tidak sampai merusak artinya.
Ø Mulailah meng-hapal phrase pertama, dengan cara mengucapkannya berulang-ulang sampai 2 atau 3 kali.
Ucapkan phrase dengan jelas, benar, dan suara yang keras, jangan ragu-ragu dan jangan terburu-buru, Jika diulang 2-3 kali, anda belum hapal juga, ulangi sampai 4-5 kali, Jangan putus asa.
Ø Setelah benar-benar hapal phrase pertama, pindahlah ke phrase kedua dan hapalkan dengan cara seperti yang diterangkan di atas.
Dalam menghapal, usahakan Unitika menciptakan "asosiasi-asosiasi" tertentu di dalam memori, sehingga mudah mengingatnya.
Ø Setelah hapal phrase kedua, ulangi lagi menghapal dari phrase perama. Jangan langsung pindah ke phrase ketiga.
Ø Setelah hapal phrase pertama dan kedua, barulah pindah ke phrase ketiga, dan dihapal dengan cara yang sama. Kemudian ulangi lagi menghapal dari phrase pertama dan kedua, sampai anda benar-benar hapal ketiga phrase tersebut.
Ø Demikianlah seterusnya sampai seluruh phrase benar-benar bisa dihapalkan dengan lancar dan baik.
-    Dalam hapalan, yang paling penting adalah "prinsip pengulangan".
-    Semakin banyak anda mengulangi suatu hapalan, semakin kuat hapalan tersebut melekat dalam memori anda.
-    Berusaha untuk menciptakan asosiasi-asosiasi dalam memori dulu,agar hafalannya lebih kuat
Catatan Penting :
Menghapal sebaiknya dilakukan dengan suara keras agar lidah terlatih dengan pengucapan yang benar, dan jika salah segera bisa diperbaiki oleh orang lain. Apabila anda lupa suatu phrase, janganlah buru-buru membuka buku Untuk melihat phrase tersebut. Usahakan Untuk mengingatnya dengan konsentrasi yang tinggi dan dengan mengingat "asosiasi-asosiasi" yang telah anda ciptakan sebelumnya. Dengan demikian, kemampuan daya ingat anda akan semakin terlatih dengan baik.

2.    PELAJARAN INGATAN
Pengertiannya :
Mengingat adalah kegiatan mereproduksi kesan-kesan yang ada di dalam memori dengan ungkapan yang "tidak harus sama" dengan teks. Kesan-kesan tersebut biasanya diserap oleh memori melalui kegiatan penginderaan atau pengamatan, seperti mendengarkan, melihat, membaca, dan sebagainya. Hampir seluruh mata pelajaran yang memakai "buku pegangan" termasuk dalam pelajaran ingatan, seperti : Pelajaran Sejarah, Geografi, Teori-teori tentang Ilmu Pendidikan, Ilmu Jiwa, Filsafat, Hukum, Tatanegara, Sosiologi, Tauhid, Adyan, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelajaran ingatan ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pertama kali dengarkanlah informasi apapun yang disampaikan kepada anda dengan penuh perhatian dan konsentrasi.
Atau perhatikanlah apapun yang sedang anda amati dengan cermat, teliti dan penuh perhatian.
Atau bacalah bahan-bahan bacaan apapun yang sedang anda hadapi dengan cara membaca yang benar.
Mendengarkan, memperhatikan, atau membaca adalah kegiatan-kegiatan untuk menyerap "data-data" yang harus dilakukan dengan serius dan dengan cara-cara yang benar.
Ø Buatlah resume atau catatan-catatan penting tentang apa yang anda dengarkan, atau yang anda amati, atau yang anda baca.
Resume atau catatan penting harus dibuat sebegitu rupa sehingga mudah diingat. Sebaiknya berbentuk skema-skema.
Ø Apabila anda mendapatkan kesulitan dalam memahami suatu bagian dari obyek yang sedang dipelajari, usahakan untuk segera bertanya kepada yang lebih berkompeten. Jika tidak memungkinkan, berilah "tanda khusus" pada bagian tersebut untuk ditanyakan pada kesempatan lain.
Jangan biasa membiarkan "ketidak mengertian" menguasai anda dalam waktu yang lama. Segera bertanya atau berkonsultasi.
Ø Setelah itu, usahakan agar anda mempunyai kesempatan untuk mereproduksi atau mengungkapkan kembali "resume atau catatan penting" tersebut ; baik dengan lisan, maupun lewat tulisan singkat.
Kegiatan ini termasuk dalam prinsip pengulangan. Artinya, semakin sering sebuah kesan direproduksi, semakin kuat pula ia bertahan di dalam memori.
Ø Kemudian kalau mungkin, diskusikanlah dengan teman-teman atau guru-guru anda.
Catatan Penting :
Mengingat tidak perlu dengan suara keras, dan sebaiknya dilakukan secara berkelompok, yaitu melalui diskusi atau saling bertanya antar teman secara bergantian. Dengan demikian data-data yang masuk ke dalam memori akan semakin banyak direproduksi, sehingga semakin kuat melekat di dalam memori.

3.    PELAJARAN PIKIRAN
Pengertiannya :
Yang dimaksud dengan Pelajaran Pikiran adalah pelajaran yang membutuhkan kemampuan menyerap dan menalar, seperti analisis, sintesis, kesimpulan, dan sebagainya. Dalam pelajaran ini terdapat kaidah-kaidah, aksioma, rumus, atau dalil-dalil yang memerlukan "pembuktian atau penerapan" dalam bentuk contoh-contoh atau percobaan-percobaan. Karenanya pelajaran ini biasa disebut pula dengan "Pelajaran Kaidah". Ada 3 jenis Pelajaran Kaidah, yaitu :
a.    Kaidah-kaidah Ilmiyah yang bersifat Empiris (baik dalam ilmu-ilmu Alamiah ataupun dalam ilmu-ilmu Humaniora dan Sosial), seperti : Rumus-rumus Fisika, Matematika, Biologi, Logika, Teori-teori Ilmu Sosial, dan sebagainya.
b.    Kaidah-kaidah Bahasa, seperti : Nahwu, Shorof, Balaghah, Grammar, atau Tata Bahasa Indonesia.
c.    Kaidah-kaidah Agama, seperti : Ushul Fiqhi, Faroidl, Ushuluddin, Qowa'id Fiqhiyah, Ilmu Tajwid, Mustholahul Hadist, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelajaran pikiran ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pahami benar-benar maksud atau pengertian dari kaidah atau rumus yang sedang anda pelajari, dari segala aspeknya.
Ø Buatlah hubungan-hubungan yang logis dan sistematis antara satu aspek dengan aspek lainnya dalam kaidah tersebut, atau antara kaidah tersebut dengan kaidah-kaidah lain yang sudah anda ketahui sebelumnya.
Membuat hubungan-hubungan dalam pelajaran pikiran ini sangatlah penting, karena hampir seluruh kaidah atau rumus dalam suatu disiplin ilmu selalu berhubungan satu dengan lainnya. Tidak berdiri sendiri.
Ø Kemudian aplikasikan kaidah atau rumus yang anda pelajari tersebut dalam berbagai bentuk aplikasi yang memungkinkan, antara lain :
§  Untuk Kaidah-Kaidah Ilmiyah, dengan melakukan percobaan-percobaan langsung (di laboratorium atau di lapangan), atau dengan latihan-latihan memecahkan soal, dan sebagainya.
§  Untuk Kaidah-Kidah Bahasa, dengan membuat contoh kalimat yang beraneka ragam, atau dengan mempelajari kedudukan suatu kata dalam kalimat (I'rob, Ijro', Mengurai).
§  Untuk Kaidah-Kaidah Agama, dengan membuat contoh masalah yang beraneka ragam, atau dengan latihan memecahkan masalah-masalah sosial berdasarkan kaidah-kaidah tersebut.
Catatan Penting :
Mempelajari kaidah atau rumus tertentu bukan sekedar untuk menghapalkannya, tapi yang paling penting adalah bagaimana mengaplikasikannya dalam berbagai situasi. Karena itu, selain berusaha menghubungkan satu kaidah dengan kaidah yang lain, latihan untuk mengaplikasikannya harus dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus.

4.    PELAJARAN BAHASA
Pengertiannya :
Yang dimaksud dengan Pelajaran Bahasa di sini adalah pelajaran tentang keterampilan berbahasa (Maharot Lughowiyah/Language Skills) yang meliputi 6 jenis keterampilan, yaitu :
a.    Keterampilan Mendengarkan (Al-Istima'/Listening)
b.    Keterampilan Berbicara (Al-Muhadatsah/Conversation)
c.    Keterampilan Membaca (Al-Muthola'ah/Reading)
d.   Keterampilan Menulis (Al-Kitabah/Writing)
e.    Keterampilan Mengarang (At-Ta'lif/Composation)
f.     Keterampilan Menerjemahkan (At-Tarjamah/Translation)
Cara Belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelajaran keterampilan berbahasa ini, cobalah tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pertama kali tumbuhkan sikap positif (qobiliyah ijabiyah/positive attitude) terhadap bahasa yang akan anda pelajari. Dan usahakan agar sikap positif tersebut tetap tinggi, walaupun anda menemukan kesulitan-kesulitan dalam belajar.
Sikap positif meliputi berbagai hal, seperti hobbi, rasa tertarik, motivasi, kemauan yang keras, dan sebagainya. Sikap positif ini merupakan "kunci utama" kesuksesan belajar bahasa apapun. Jika anda tidak memiliki sikap positif terhadap suatu bahasa, lebih baik anda memilih untuk belajar bahasa lainnya saja.
Ø Pelajari dan perhatikan sungguh-sungguh Bahasa Dasar (Lughoh Asasiyah/Basic Language) dari bahasa yang sedang anda pelajari, sampai anda benar-benar menguasainya.
§  -Bahasa Dasar artinya adalah "kata-kata dan struktur kalimat" yang paling mendasar dari suatu bahasa.
§  Penguasaan Bahasa Dasar artinya menguasai dengan sungguh-sungguh :
-       Cara mengucapkannya (intonasi, artikulasi)
-       Cara menulisnya (validitas dan keindahannya)
-       Arti atau maksudnya (sinonim, akronim, definisi)
-       Perubahan-perubahan yang terjadi dalam kata tersebut (tashrif, inflection, morphologi)
-       Cara mempergunakannya dalam kalimat (syntak)
-       Upaya menguasai Bahasa Dasar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, sebab tanpa menguasai Bahasa Dasar mustahil seseorang bisamemiliki keterampilan berbahasa.
Ø Usahakan agar anda bisa menambah perbendaharaan kata (mufrodat/vocabulary) minimal 5 buah setiap hari. Tapi anda harus menguasainya sebagai Bahasa Dasar, seperti tersebut di atas.
Ø Perhatikan dengan cermat guru-guru atau teman-teman anda (yang baik) atau siapapun saja, ketika mereka sedang memperaktekkan keterampilan berbahasa, kemudian cobalah tiru mereka dengan sungguh-sungguh.
Ø Lakukan latihan/tamrin/drill secara terus menerus. Tetapi yang lebih penting, mintalah tolong kepada siapapun untuk "mengoreksi" latihan anda tersebut, sehingga anda bisa melakukan perbaikan dan penyempurnaan, latihan tanpa koreksi atau evaluasi adalah kesia-siaan

5.    PELAJARAN KETERAMPILAN
Pengertiannya :
Pelajaran Keterampilan meliputi berbagai jenis kegiatan yang menuntut adanya keterampilan-keterampilan khusus Unitika melakukannya. Secara garis besar, ada 3 jenis keterampilan yang biasa dipelajari, yaitu :
a.    Keterampilan Tangan, seperti : menjahit, menyulam, memasak, mengetik, menggambar, kaligrafi, pertukangan, pertanian, eletronik, permesinan, dan sebagainya.
b.    Keterampilan Praktis, seperti : keterampilan memimpin, mengajar, berdagang, berolahraga, mengelola organisasi, sekolah, perusahaan, dan sebagainya.
c.    Keterampilan Kesenian, seperti : musik, drama, teater, puisi, dan sebagainya.
Cara belajarnya :
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pelajaran keterampilan ini, cobalah anda tempuh cara-cara belajar sebagai berikut :
Ø Pertama kali, pusatkan perhatian anda hanya pada satu keterampilan saja. Jangan terlalu ambisius untuk menguasai beberapa keterampilan dalam waktu yang bersamaan.
Ø Perhatikan dengan sungguh-sungguh bagaimana guru-guru dan teman-teman anda, terutama para ahli (profesional) melakukan keterampilan yang akan anda pelajari itu. Kaji dan teliti dari segala aspeknya, dan cari rahasia kesuksesannya.
Ø Cobalah meniru apa yang lakukan, sesuai dengan hasil perhatian dan pengkajian yang anda lakukan. Lakukan dengan sungguh-sungguh.
Ø Selain itu, pelajari teori-teori yang berhubungan dengan keterampilan yang sedang anda pelajari, dan hubung-hubungkan dengan apa yang anda lihat.
Ø Lakukan latihan terus menerus, dengan tetap berpijak pada teori-teori yang anda pelajari dan hasil pengamatan yang anda lakukan.
Ø Jangan malu bertanya atau berkonsultasi kepada mereka yang dianggap berkompeten ; baik dalam situasi biasa ataupun ketika anda mendapatkan kesulitan. Mintalah "koreksi dan kritik" setiap waktu.

Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh:
KH. MOH. IDRIS JAUHARI (Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih anda telah sudi mampir di sini.

"HANYALAH SANDIWARA" (catatan panjang dari sebuah konklusi yang hilang)

Disadari atau tidak, kita adalah pemain sandiwara didunia fana ini. Setiap kita memerankan diri kita sesuai dengan skenario / cerita yang...