PAPERS EDUCATION and Islamic

Tuesday, September 8, 2015

BAGAIMANA MENGAJAR EFEKTIF?



Mengajar itu pada hakekatnya adalah: segala usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu murid-muridnya agar dapat belajar dan mengembangkan dirinya dengan baik dan efektif.

Dari definisi tersebut, jelaslah bahwa keinginan dan kemampuan murid untuk “belajar” haruslah menjadi sasaran utama guru dalam mengajar. Mengapa demikian?. Sebab dari keseluruhan proses pendidikan yang dilaksanakan di sekolah, kegiatan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan paling utama. Tingkat keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai sebuah pendidikannya, harus diukur dari sikap murid-muridnya terhadap belajar, atau sejauh mana mereka mampu menjalankan proses belajar yang baik selama hidupnya.
Oleh karena itu, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang bagaimana mengajar yang baik dan efektif, lebih dulu kita harus memiliki pengertian yang utuh tentang BELAJAR.

BELAJAR 
Sejak dulu di kalangan para ahli pendidikan telah timbul pertanyaan-pertanyaan tentang belajar. Apakah hakekat belajar itu ? Samakah belajar itu dengan menghafal data-data ? Dengan berlatih ? Dengan mengumpulkan fakta? Dengan mendengarkan keterangan atau ceramah? Dengan membaca buku-buku? Dan lain-lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, timbullah berbagai pendapat yang satu sama lainya saling berbeda. Adanya perbedaan pendapat tentang hakekat belajar inilah sebenarnya yang menjadi penyebab utama mengapa menjadi timbul berbagai metode, sistem dan pendekatan yang beraneka ragam dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.
Jika seseorang menganggap bahwa belajar sama dengan menghafal data-data, maka ia akan menekankan pengajaran pada aspek hafalan,. Jika ia berpendapat bahwa belajar sama dengan berlatih, maka latihan untuk menguasai keterampilan tertentu akan menjadi pusat perhatiannya. Seseorang akan banyak tergantung pada guru, apabila ia mengartikan belajar sama dengan mendengarkan ceramah. Demikian seterusnya.
Namun dalam banyak hal, hampir semua orang bersatu pendapat bahwa belajar itu pada dasarnya adalah proses perubahan yang terjadi pada diri seseorang.
Tentu saja, tidak semua perumpamaan bisa dimasukkan dalam kategori belajar. Perubahan-perubahan tersebut haruslah dilakukan dengan sengaja untuk mencapai tujuan tertentu; baik menyangkut sikap, tingkah laku, kebiasaan, pengetahuan, pengertian, keterampilan dll. Agar lebih baik dan sempurna dari pada waktu-waktu sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar itu adalah “ segala usaha yang dilakukan seseorang secara sadar dan sistematis, untuk memperoleh perubahan-perubahan yang positif dalam dirinya“. 

ASAS-ASAS MENGAJAR SUKSES 
Asas-asas didaktif adalah prinsip-prinsip umum yang harus menjadi sumber acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di depan murid-muridnya. Asas-asas didaktif  tersebut adalah :
1. Asas Pemahaman dan Penyerapan
Guru harus berusaha agar murid-muridnya mampu memahami, menguasai dan menyerap ilmu atau keterampilan yang diajarkan, sebanyak-banyaknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
2. Asas Penguatan dan Pemantapan
Guru harus berusaha agar ilmu atau keterampilan yang diserap oleh murid-muridnya mantap dan bertahan lama dalam diri mereka, tidak mudah hilang atau dilupakan.
3. Asas Penerapan
Guru harus berusaha agar murid-muridnya mampu menerapkan atau mengaplikasikan ilmu dan keterampilannya yang diajarkannya, sehingga terdorong untuk mengembangkannya secara mandiri sampai ke tingkat yang paling optimal.
Ketiga asas didaktif tersebut bisa juga dianggap sebagai “ Kriteria-kriteria Sukses “ bagi seorang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Artinya, seorang guru bisa dianggap sukses mengajar, apabila dia bisa memenuhi ketiga kriteria tersebut, sekaligus dalam waktu yang bersamaan. 

KUNCI SUKSES MENGAJAR 
Untuk bisa sukses dalam mengajar dengan memenuhi ketiga kriteria tersebut, maka paling tidak ada 4 syarat yang harus dipenuhi guru yang dikenal dengan “ Empat Kunci Sukses Mengajar “, yaitu:
1. Kesiapan Profesional Untuk Menjadi Guru
Seorang guru harus profesional. Dia harus benar-benar siap untuk menjadi guru dengan segala resikonya. Dia menjadi guru bukan karena terpaksa untuk maksud-maksud duniawiyah semata. Tetapi benar-benar karena panggilan hati nuraninya, karena didorong oleh rasa tanggung jawab untuk kemajuan dan kemaslahatan bersama selain itu, dia juga harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi guru; baik yang menyangkut persyaratan fisik, intelektual dan keterampilan keguruan, ataupun yang berhubungan dengan moral dan mental keguruan.
Untuk itu, guru dituntut untuk selalu melakukan instrospeksi dan ektrospeksi dari waktu-waktu, serta berusaha untuk menutupi kekurangan dan kelemaham dirinya dengan berbagai cara yang memungkinkan, sehingga akhirnya dia benar-benar bisa menjadi sosok guru yang profesional.
2. Persiapan-persiapan Sebelum Mengajar
Sebelum mengajar, seorang guru harus mempersiapkan diri dan membuat perencanaan-perencanaan yang matang selengkap mungkin. Dia harus tahu pasti apa saja yang harus dan layak disajikan dengan efektif dan efisien. Dia harus tahu pasti, untuk apa dia mengajar; apakah untuk menambah pelajar baru yang berupa teori-teori, atau untuk mempraktekkan teori-teori yang sudah diajarkan sebelumnya ( praktikum ), atau untuk mengulangi dan memantapkan pelajaran yang sudah diajarkan sebelumnya.
Untuk itu ada 4 langkah yang harus dilakukan guru : 
a.    Mengetahui situasi-situasi khusus yang akan dihadapi 
b.    Menguasai bahan-bahan pelajaran yang akan disajikan 
c.    Mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran yang akan dicapai 
d. Menguasai metode yang akan dipergunakan, dan menetapkan langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh.
3. Penampilan Di depan Murid Pada Waktu Mengajar
Pada saat proses pembelajaran berlangsung seorang guru harus tampil di depan murid-muridnya dengan penuh kepercayaan diri, sehingga mampu melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan persiapan-persiapan yang telah dibuatnya, serta mampu melakukan komunikasi dua arah secara efektif. Tetapi selain itu, guru juga harus pandai melakukan improvisasi-improvisasi (tindakan mendadak yang tidak terencana sebelumnya), apabila memang diperlukan.
Untuk itu guru dituntut untuk selalu melakukan latihan yang terus menerus dari waktu ke waktu; baik sendirian atau di depan kawan-kawannya seprofesi, maupun berlatih di bawah bimbingan seorang tutor.
4. Kemampuan Menumbuhkan Motivasi Belajar Dalam Diri Murid
mengajar pada hakekatnya adalah “ Membuat murid belajar “. Karena itu guru harus berusaha mendorong murid-muridnya untuk belajar serta menciptakan motivasi di dalam diri mereka untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sampai ke tingkat yang paling optimal.
Untuk itu guru dituntut untuk pandai-pandai melakukan berbagai cara guna mendorong murid-muridnya agar senang belajar dan mengembangkan diri, antara lain dengan cara : 
a.    Membuat pembelajaran memiliki daya tarik yang kuat 
b.    Menghindari kejenuhan dan memerangi kemalasan murid 
c.    Menanyakan pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan 
d.   Mengawasi murid secara terus menerus 
e.    Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan, kalau perlu untuk “ Memaksa “ murid yang malas agar mau belajar.

Untuk itu marilah kita sungguh-sungguh belajar, belajar, belajar dan berlatih secara terus menerus. Bukanlah mengajar itu seni dan keterampilan ?. SELAMAT.

Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh:
KH. MOH. IDRIS JAUHARI (Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan)

No comments:

Post a Comment

Terimakasih anda telah sudi mampir di sini.

"HANYALAH SANDIWARA" (catatan panjang dari sebuah konklusi yang hilang)

Disadari atau tidak, kita adalah pemain sandiwara didunia fana ini. Setiap kita memerankan diri kita sesuai dengan skenario / cerita yang...