Mengajar itu pada
hakekatnya adalah: segala usaha yang dilakukan oleh guru untuk membantu
murid-muridnya agar dapat belajar dan mengembangkan dirinya dengan baik dan
efektif.
Dari definisi tersebut, jelaslah bahwa keinginan dan
kemampuan murid untuk “belajar” haruslah menjadi sasaran utama guru dalam mengajar.
Mengapa demikian?. Sebab dari keseluruhan proses pendidikan yang dilaksanakan
di sekolah, kegiatan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan paling
utama. Tingkat keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai sebuah pendidikannya,
harus diukur dari sikap murid-muridnya terhadap belajar, atau sejauh mana
mereka mampu menjalankan proses belajar yang baik selama hidupnya.
Oleh karena itu, sebelum kita membahas lebih lanjut
tentang bagaimana mengajar yang baik dan efektif, lebih dulu kita harus
memiliki pengertian yang utuh tentang BELAJAR.
BELAJAR
Sejak dulu di kalangan para ahli pendidikan telah
timbul pertanyaan-pertanyaan tentang belajar. Apakah hakekat belajar itu ?
Samakah belajar itu dengan menghafal data-data ? Dengan berlatih ? Dengan
mengumpulkan fakta? Dengan mendengarkan keterangan atau ceramah? Dengan
membaca buku-buku? Dan lain-lainnya.
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,
timbullah berbagai pendapat yang satu sama lainya saling berbeda. Adanya
perbedaan pendapat tentang hakekat belajar inilah sebenarnya yang menjadi
penyebab utama mengapa menjadi timbul berbagai metode, sistem dan pendekatan
yang beraneka ragam dalam pelaksanaan Proses Belajar Mengajar.
Jika seseorang menganggap bahwa belajar sama dengan
menghafal data-data, maka ia akan menekankan pengajaran pada aspek hafalan,.
Jika ia berpendapat bahwa belajar sama dengan berlatih, maka latihan untuk
menguasai keterampilan tertentu akan menjadi pusat perhatiannya. Seseorang akan
banyak tergantung pada guru, apabila ia mengartikan belajar sama dengan
mendengarkan ceramah. Demikian seterusnya.
Namun dalam banyak hal, hampir semua orang bersatu
pendapat bahwa belajar itu pada dasarnya adalah proses perubahan yang terjadi
pada diri seseorang.
Tentu saja, tidak semua perumpamaan bisa dimasukkan
dalam kategori belajar. Perubahan-perubahan tersebut haruslah dilakukan dengan
sengaja untuk mencapai tujuan tertentu; baik menyangkut sikap, tingkah laku,
kebiasaan, pengetahuan, pengertian, keterampilan dll. Agar lebih baik dan
sempurna dari pada waktu-waktu sebelumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar itu
adalah “ segala usaha yang dilakukan seseorang secara sadar dan sistematis,
untuk memperoleh perubahan-perubahan yang positif dalam dirinya“.
ASAS-ASAS MENGAJAR SUKSES
Asas-asas didaktif adalah prinsip-prinsip umum yang
harus menjadi sumber acuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di depan
murid-muridnya. Asas-asas didaktif
tersebut adalah :
1. Asas Pemahaman dan Penyerapan
Guru harus berusaha
agar murid-muridnya mampu memahami, menguasai dan menyerap ilmu atau
keterampilan yang diajarkan, sebanyak-banyaknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
2. Asas Penguatan dan Pemantapan
Guru harus berusaha
agar ilmu atau keterampilan yang diserap oleh murid-muridnya mantap dan
bertahan lama dalam diri mereka, tidak mudah hilang atau dilupakan.
3. Asas Penerapan
Guru harus berusaha
agar murid-muridnya mampu menerapkan atau mengaplikasikan ilmu dan
keterampilannya yang diajarkannya, sehingga terdorong untuk mengembangkannya
secara mandiri sampai ke tingkat yang paling optimal.
Ketiga asas didaktif
tersebut bisa juga dianggap sebagai “ Kriteria-kriteria Sukses “ bagi seorang
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Artinya, seorang guru bisa
dianggap sukses mengajar, apabila dia bisa memenuhi ketiga kriteria tersebut, sekaligus
dalam waktu yang bersamaan.
KUNCI SUKSES MENGAJAR
Untuk bisa sukses dalam mengajar dengan memenuhi
ketiga kriteria tersebut, maka paling tidak ada 4 syarat yang harus dipenuhi
guru yang dikenal dengan “ Empat Kunci Sukses Mengajar “, yaitu:
1. Kesiapan Profesional Untuk Menjadi Guru
Seorang guru harus
profesional. Dia harus benar-benar siap untuk menjadi guru dengan segala
resikonya. Dia menjadi guru bukan karena terpaksa untuk maksud-maksud
duniawiyah semata. Tetapi benar-benar karena panggilan hati nuraninya, karena
didorong oleh rasa tanggung jawab untuk kemajuan dan kemaslahatan bersama selain
itu, dia juga harus memenuhi persyaratan tertentu untuk menjadi guru; baik yang
menyangkut persyaratan fisik, intelektual dan keterampilan keguruan, ataupun
yang berhubungan dengan moral dan mental keguruan.
Untuk itu, guru dituntut
untuk selalu melakukan instrospeksi dan ektrospeksi dari waktu-waktu, serta
berusaha untuk menutupi kekurangan dan kelemaham dirinya dengan berbagai cara
yang memungkinkan, sehingga akhirnya dia benar-benar bisa menjadi sosok guru
yang profesional.
2. Persiapan-persiapan Sebelum Mengajar
Sebelum mengajar,
seorang guru harus mempersiapkan diri dan membuat perencanaan-perencanaan yang
matang selengkap mungkin. Dia harus tahu pasti apa saja yang harus dan layak
disajikan dengan efektif dan efisien. Dia harus tahu pasti, untuk apa dia
mengajar; apakah untuk menambah pelajar baru yang berupa teori-teori, atau
untuk mempraktekkan teori-teori yang sudah diajarkan sebelumnya ( praktikum ),
atau untuk mengulangi dan memantapkan pelajaran yang sudah diajarkan
sebelumnya.
Untuk itu ada 4 langkah
yang harus dilakukan guru :
a. Mengetahui situasi-situasi khusus yang akan dihadapi
b. Menguasai bahan-bahan pelajaran yang akan disajikan
c. Mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
d. Menguasai metode yang akan dipergunakan, dan
menetapkan langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh.
3. Penampilan Di depan Murid Pada Waktu Mengajar
Pada saat proses
pembelajaran berlangsung seorang guru harus tampil di depan murid-muridnya
dengan penuh kepercayaan diri, sehingga mampu melaksanakan proses pembelajaran
sesuai dengan persiapan-persiapan yang telah dibuatnya, serta mampu melakukan
komunikasi dua arah secara efektif. Tetapi selain itu, guru juga harus pandai
melakukan improvisasi-improvisasi (tindakan mendadak yang tidak terencana
sebelumnya), apabila memang diperlukan.
Untuk itu guru dituntut
untuk selalu melakukan latihan yang terus menerus dari waktu ke waktu; baik
sendirian atau di depan kawan-kawannya seprofesi, maupun berlatih di bawah
bimbingan seorang tutor.
4. Kemampuan Menumbuhkan Motivasi Belajar Dalam Diri
Murid
mengajar pada hakekatnya
adalah “ Membuat murid belajar “. Karena itu guru harus berusaha mendorong
murid-muridnya untuk belajar serta menciptakan motivasi di dalam diri mereka
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya sampai ke tingkat yang
paling optimal.
Untuk itu guru dituntut
untuk pandai-pandai melakukan berbagai cara guna mendorong murid-muridnya agar
senang belajar dan mengembangkan diri, antara lain dengan cara :
a. Membuat pembelajaran memiliki daya tarik yang kuat
b. Menghindari kejenuhan dan memerangi kemalasan murid
c. Menanyakan pelajaran-pelajaran yang sudah diajarkan
d. Mengawasi murid secara terus menerus
e. Melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan, kalau perlu
untuk “ Memaksa “ murid yang malas agar mau belajar.
Untuk itu marilah kita sungguh-sungguh belajar,
belajar, belajar dan berlatih secara terus menerus. Bukanlah mengajar itu seni
dan keterampilan ?. SELAMAT.
Dikutip dari sebuah buku yang ditulis oleh:
KH. MOH. IDRIS JAUHARI (Pengasuh PP. Al-Amien Prenduan)
No comments:
Post a Comment
Terimakasih anda telah sudi mampir di sini.