A. Pengertian Pendidikan
Beberapa tokoh yang mengemukakan
tentang definisi pendidikan, diantaranya :
1.
Ahmad Marba beliau mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan dan
dan pimpinan secara sadar oleh guru terhadap perkembangan jasmani dan rohani
murid dalam terbentuknya kepribadian yang utama.
2.
Menurut Abu Darda’, pendidikan merupakan jalan untuk menyebar luaskan
keutamaan, mengangkat harkat dan martabat manusia dan menanamkan nilai
kemanusiaan.
3.
Menurut Al-Ghazali, pendidikan merupakan proses mamanusiakan manusia
sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya, melalui berbagai ilmu pengatahuan
yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses
pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju
pendekatan diri kepada Allah, sehingga menjadi manusia sempurna.[1]
Dari pendapat-pendapat
diatas dapat didefisikan bahwa pendidikan adalah proses bimbingan untuk mendewasakan manusia insan
yang utama yang mampu mengembangkan segenap potensi dirinya yang meliputi
berbagai aspek. Dengan demikian, manusia akan berkembang menjadi insan yang
bermakna dan berguna baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial.
B. Tujuan Pendidikan
Menurut Al-Ghazali
tujuan pendidikan menjadi dua (2) :
1. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang
pendidikan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Pendidikan yang didalam
prosesnya harus mengarahkan anak didik menuju pengenalan dan kemudian
mendekatkan diri kepada Allah.
Menurut konsep ini,
dapat dinyatakan bahwa semakin lama seseorang dibangku pendidikan, semakin
bertambah ilmu pengatahuannya, maka akan semakin menambah kedekatan seseorang
kepada Allah.
2. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka adalah
tujuan untuk diraihnya profesi manusia sesuai dengan bakat dan kemampuan. Dan
syarat untuk mencapai tujuan itu, manusia mengembangkan ilmu pengatahuan.[2]
Dan menurut ZakiahDaradjat, tujuan pendidikan adalah membimbing
dan membentuk manusia menjadi hamba yang shaleh, teguh imannya dan
berakhlak terpuji.
Dunia pendidikan
dipercaya sebagai pusat unggulan untuk membentuk manusia yang berprestasi.
Dalam memahami proses pendidikan diperlukan pengenalan secara mendalam hakekat
manusia dari berbagai sudut tinjauan. Dalam pendidikan terdapat beberapa unsur,
yaitu fasilitas yang digunakan guru dan murid. Pendidikan memerlukan guru yang
mengenal karakter anak didik, dengan begitu proses pembelajaran akan efektif
sesuai bakat dan kemampuan anak didik.
C. Pengertian Karakter
Karakter adalah sikap
dan perbuatan yang secara konsisten lakukan oleh seseorang yang selaras dengan
nilai-nilai yang dapat diterimanya sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah
telah menjadi ciri-ciri perilakunya.
Setiap individu mempunyai karakter
masing-masing dan untuk mengenal karakter itu bukanlah hal yang gampang karena,
kepribadian seseorang sangat komplek dan sulit dideteksi. Seorang guru selalu berhadapan
dengan anak didik, untuk mencapai keberhasilan yang maksimal maka, diperlukan
pengenalan yang luas dan mendalam terhadap karakter anak didiknya dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya karena, dengan mengenal karakter anak didik,
guru akan lebih mudah dalam membimbing, dan mendiidk serta membantu dalam
berbagai masalah yang dihadapi anak didik dalam proses pembelajaran.
Setiap fase usia memiliki karakteristik khusus
yang membedakan dari fase-fase pertumbuhan yang lain. Demikian pula, halnya
dengan fase remaja, memiliki karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda dari
karakteristik dan ciri-ciri fase anak-anak, dewsa dan tua.[3]
Selain itu, setiap fase memiliki kondisi-kondisi dan tuntutan-tuntutan yang
khas bagi masing-masing individu. Oleh karena itu, kemampuan induvidu untuk
bersikap dan bertindak dalam menghadapi satu keadaan berbeda dari satu fase ke
fase yang lain. Hal itu tampak jelas ketika seseorang mengekspresikan
emosi-emosinya.[4]
Untuk memudahkan dalam mempelajari karakter
tersebut terdapat dua faktor-faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari
dalam anak didik, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal
dari luar.
D.
Karakteristik
Anak Didik
Anak didik perlu dikenal dan diketahui oleh pendidik.
Karena, pada dasarnya anak didik memiliki kepribadian yang relatif paling
tangguh sehingga, tekanan yang ekstrim mampu diatasi dengan baik. Anak didik
yang normal, bukan berarti memiliki kondisi kesehatan yang sempurna. Tapi,
mungkin saja yang tergolong normal menampilkan gejala gangguan perilaku.
Anak didik memiliki beberapa karakter umum
diantaranya:
1.
Menunjukkan
tanda-tanda kematangan emosional, mampu memisahkan diri secara wajar dengan
orang tua mereka, dalam artian mampu melepaskan diri secara khussu dari
ketergantungan emosional dengan figur kedua orang tuanya.
2.
Memiliki
kemampuan menerima realitas. Artinya, mampu menerima bagaimanapun kondisi
lingkungan sebagai realitas yang harus dihadapi secara dewasa dan tanggung
jawab.
3.
Memiliki
kepribadian fleksibel, dapat beradaptasi pada situasi yang berubah sehingga,
tidak mengalami kesulitan menempatkan dari dalam lingkungan sosial manapun.
Rahasia dari penyesuaian dirinya terletak pada kemampuan menjadikan emosinya
berada dibawah kendala intelektualnya.
4.
Memiliki
kapasitas mengasihi seseorang atau sesuatu yang diperlukan untuk mengalirkan
kehidupan normal. Sebelum memiliki kasih dalam diri dan terhdap diri sendiri
serta, memiliki filsafat hidup yang tangguh. Sehingga, mampu mengatasi dan
menghadapi komplikasi persoalan sehari-hari.
5.
Dapat
menetukan posisinya dalam lingkup sosial tempat dia berada. Anak didik normal
juga menerima dengan jiwa besar kekurangan dan kelbihannya disampng kelebihan
dan kekurangan orang-orang lain, mampu memanfaatkan kelebihannya untuk
mengkompensasi kekurangannya bagi mengoptimalkan prestasi biopsiro sosio
spritualnya.
6.
Memiliki
kemampuan menganalisis diri dan tegas berupaya mencapai tahapkematangan
emosional dengan tidak mempertahankan ketergantungan emosional kepada orang
tua, dan keluarga menerima realitas dengan bekerja dan menjalani kehidupan
tanpa keluhan; menyerahkan kendali intelektual terhadap emosi bersama orang
lain, meningkatkan mencintai dalam hati sanubari yang dalam serta membagi kasih
tersebut pada lingkungan setempatia berada serta, mengadopsi sistem berfikir
menjadi tenang dan menikmati kehidupan.
Aktivitas yang dilakukan anak didik tersebut
merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhannya : terpenuhnya kebutuhan anak didik
merupakan modal fundamental untuk mencapai kepuasan, dan kepuasan itu merupakan
tonggak utama untuk mencapai perkembangan maksimal jika, kebutuhan itu tidak
terpenuhi maka, akan sangat membahayakan dan perkembangan anak didik akan
terganggu.
Kebutuhan anak didik sangat penting untuk
dipenuhi, upaya pemenuhan kebutuhan anak didik dilakukan secara bertahap
melalui proses pembelajaran. Dengan demikian, penting bagi seorang guru untuk
mengerti kebutuhan macam-macam kebutuhannya, jenjang kebutuhannya. Serta,
implikasi kebutuhan anak didik dalam proses pembelajaran.
Kebutuhan anak didik merupakan refleski yang
dinyatakan dalam sikap dan perbuatan untuk mencapai keseimbangan karena,
ketidak seimbangan individu anak didik baik dalam aspek sosiologi maupaun
psikologis menimbulkan kebutuhan.
E.
Kebutuhan
Peserta Didik
1.
Kebutuhan
Fisiologis
Anak didik memerlukan udara, makanan, cairan,
istirahat, tempat bernaung dan sebagainya yang semua merupakan jenis kebutuhan
fisik yang keberadaannya sangat dibutuhkan.
2.
Kebutuhan
Psikologis
Ada beberapa kebutuhan psikologis yang penting
artinya untuk penyesuaian diri anak didik yang meliputi;
a.
Kebutuhan
Kasih Sayang dan Penghargaan Sosial
Kebutuhan kasih sayang mempunyai akar yang dalam kehidupan manusia.
Anak didik akan merasa aman dengan adanya kasih sayang serta timbulnya hubungan
yang sehat dengan orang yang ada.
b.
Kebutuhan
Aman dan Status
Apanila kebutuhan kasih sayang dan dihargai itu tidak diperoleh maka,
pengaruhnya akan tamnpak pada pemenuhan akan rasa aman dan status anak didik
yang disayangi, oleh keluarganya, merasa diterima dalam lingkungannya. Pada
umumnya akan merasa bahagia dan aman. Perasaan aman ini merupakan fondasi dalam
penyucian diri terutama sebagai alat psikologis dalam menghadapi tuntutan dan
kesulitan yang timbul dalam kehidupan
c.
Kebutuhan
Untuk Mendapatkan Perhatian
Kbutuhan ini berawal dari kebutuhan akan kasih
sayang. Tidak terpenuhinya kebutuhan kasih sayang berakibat pada pembentukan
kepribadian. Tidak ada kasih sayang dan rasa aman maka, akan berprilaku untuk
menarik perhatian.
d.
Kebutuhan
Untuk Memperoleh Kebiasaan
Seseorang yang perlindungannya terlalu ketat
atau disiplin keras, maka, kebutuhan kebebasan akan mengarah kepada konflik,
kebingungan, kebencian dan sebagainya.
Kehidupan yang matang dan penyesuaian yang
baik memeerlukan rasa aman diri, bahkan juga diperlukan suatu ukuran kebebasan
yagn sehat dalam pertimbangan, pengambilan keputusan dan perilaku.
e.
Kebutuhan
Untuk Berprestasi
Kebutuhan untuk memperoleh prestasi mungkin
sebagai suatu contoh khusus dari kebutuhan status karena, makan tinggi prestasi
seseorang makin besar rasa harga dirinya.
Kurangnya perhatian terhadap prestasi yang
telah dicapi seseorang atau perasaan gagal yang alami seseorang sedangkan ia
telah berusaha sekuatnya. Namun, kurang memadai, dapat menimbulkan persaan
kurang harga diri. Dan pemunuhan kebutuhan prestasi akan menimbulkan rasa
percaya diri.
f.
Kebutuhan
Untuk Mendapatkan Pengalaman
Pengalaman-pengalaman baru sangat didambakan
terutama, oleh anak didik sebagai sesuatu yang menarik, bahkan memberikan
kehidupan yang dinamis. Oleh karena itu, kebutuhan akan pengalaman bagi anak
didik harus disalurkan dengan cermat, mengarah kepada sesuatu yang sehat dan
tidak berlebih-lebihan.
3.
Kebutuhan
Sosial
Kebutuhan sosial ini merupakan faktor dinamis
yang pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan
sosial antar pribadi anak didi. Dalam hal ini tidaklah berarti bahwa psikologi
tidak memberikan implikasi pada tingkah laku sosial. Tercapainya kebutuhan
sosial dapat mewujudkan keseriusan dan keharmunisan hubungan peserta didik
dengan orang lain. Adapun kebutuhan sosial yang sangat penting dalam kehidupan
ialah:
a.
Kebutuhan untuk
Berpatisipasi
Untk memperoleh rasa diakui di hargai oleh orang lain atau lingkungan
masyarakat tempat ia beraa maka induvidu anak didik berbuat sesuatu atau
mengambil bagian dalam kegiatan yang ada. Dalam mengekspresikan kebutuhan
tersebut induvidu anak didik menggunakan pengalaman yang telah ia miliki atau
dalam peran sertanya ia akan memperoleh pengalaman baru. Perkembangan dan
ekspresi yang normal dari kebutuhan ini memberikan dampak yang mengarah kepada
pola tingkah laku yang menjamin penyesuian sosial yang sehat dari induvidu
serta perkembangan anak didik dapat meksimal.
b.
Kebutuhan
untuk Mendapatkan Pengakuan
Pengakuan dari lingkungan berapngkal pada peri keadaan induvidu itu
sendiri pribadinya, kemampuan yagn dimiliki, prestasi dan kualitas personal
induvidu itu akan menjadi pangkal pengakuan terhadap induvidu.
c.
Kebutuhan
untuk Melakukan Penyesuaian
Kebutuhan akan persamaan yang dapat terpenuhi secara baik akan
memduahkan induvidu anak didik mengadakan hubungan sosial atau interaksi yang
luwes dan lancar.
[1] Drs. Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offest, 1998), hal. 34-56
[2] Drs. Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Offest, 1998), hal. 57-59
[3] Dr. M. Sayyaid Muhammad, az-Za’balawi, Pendidikan Remaja Antara
Islam dan Ilmu Jiwa, (Depok: Gema Insani, 2007), hal. 51-53
[4] Musaheri, Perkembangan Peserrta Didik Untuk Memiliki Kompetisi
Pedagogik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hal. 51-53