PAPERS EDUCATION and Islamic

Monday, April 8, 2013

Makalah - Pendekatan ATI dan Quantum Learning




BAB I
PENDAHULUAN

Model pembelajaran merupakan suatu pola atau rencana yang dilakukan untuk mengorganisir unsur-unsur (komponen-komponen) pembelajaran. Model pembelajaran dalam penerapannya, secara umum bercirikan lima hal : sintaksis, hubungan guru-murid (prinsip reaksi guru), system sosial, penunjang (sistem pendukung), dan dampak instruksional (efek pengajaran / pengiring).
Proses belajar mestinya berjalan menyenangkan untuk anak-anak didik. Ini adalah hal yang sesungguhnya sangat mendasar dari sebuah proses belajar. Quantum Learning dan pendekatan ATI merupakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gambaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya.
 Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Banyak orang yang telah merasakan hasilnya setelah mengkaji sesuatu dengan cara Quantum Learning. Dan Pendekatan ATI. Segalanya dapat dengan mudah, cepat, dan mantap dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang model pembelajaran Quantum Learning dan Pendekatan ATI.


BAB II
PEMBAHASAN

A.      MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
1.    Pengertian Quantum Learning
Quantum ialah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Learning ialah pengajaran yang dapat mengubah suasana belajar yang menyenangkan serta mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Quantum Learning merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang di dalam dan sekitar momen belajar atau suatu pembelajaran yang mempunyai misi utama untuk mendesain suatu proses belajar yang menyenangkan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. 
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
2.    Prinsip-Prinsip Dalam Quantum Learning
Quantum Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a.    Segalanya berbicara
b.    Segalanya bertujuan
c.    Pengalaman sebelum pemberian nama
d.   Akui setiap usaha
e.    Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.
3.    Karakteristik Quantum Learning
a.    Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika quantum
b.    Dalam quantum lebih memanusiawi individu menjadi pusat perhatiannya potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya diyakini dapat berkembang secara maksimal
c.    Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktif namun juga menekan pentingnya lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal.
d.   Pembelajaran quantum mensinergikan faktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pemelajaran.
e.    Pembelajaran quantum memusatakan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna.
f.     Pembelajaran quantum sangat menekankan pada akselerasi pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
g.    Pembelajaran quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran,  bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat.
h.    Pembelajaran quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
i.      Pembelajaran quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi.
j.      Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keteramplan akademis, keteramplan hidup, dan prestasi fisikal atau material.
k.    Pembelajaran quantum menepatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran.
l.      Pembelajaran quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban
m.  Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.
4.    Paradigma Belajar Model Quantum Learning
Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :
a.    Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi sebagai fasilitator
b.    Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan relak.
c.    Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
d.   Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak kesuatu kasus nyata atau aplikasi langsung.
e.    Dalam menyerap dan mengolah informasi otak menguraikan dalam bentuk simbol atau asosiatip sehingga materi akan lebih mudah dicerna bila lebih banyak disajikan dalarn bentuk gambar, diagram, flow atau simbol.
f.     Kunci menuju kesuksesan model quantum learning adalah latar belakang (background) musik klasik atau instrumental yang telah terbukti memberikan pengaruh positip dalarn proses pembelajaran. Musik klasik dari Mozart, bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat, mengurangi stress, meredakan ketegangan, meingkatkan energi dan membesarkan daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas (Jeannete Vos)
g.    Penggunaan Warna dalam model quantum learning dapat meningkatkan daya tangkap dan ingat sebanyak 78%
h.    Metoda peran dimana peserta berperan lebih aktif dalam membahas materi sesuai dengan pengalamannya melalui pendekatan terbalik yaitu membuat belajar serupa bekerja (pembelajaran orang dewasa)
i.      Sistim penilaian yang disarankan untuk abad 21 dalam pembelajaran adalah 50% penilaian diri sendiri, 30% penilaian teman, 20% penilaian trainer atau atasan (Jeannette Vos)
j.      Umpan balik yang positif akan mampu memotivasi anak untuk berprestasi namun umpan balik negative akan membuat anak menjadi frustasi.
5.    Langkah-Langkah Proses Pembelajaran Quantum Learning
Berdasarkan karakteristik, prinsip-prinsip dan paradigma Quantum Learning, maka proses pembelajaran dilaksanakan dengan langka-langkah :
Pertama, ciptakan suasana yang menggairahkan
a.       Perhatikan emosi peserta didik
b.      Ciptakan jembatan rasa
c.       Rayakan setiap keberhasilan
Kedua, tentukan landasan yang kukuh serta tujuan yang ingin dicapai
Ketiga,  ciptakan lingkungan yang kondusif
a.       Perhatian lingkungan sekeliling
b.      Pergunakan media pembelajaran
c.       Perhatian pengaturan bangku di dalam kelas
d.      Perhatian unsur organik lain
e.       Berikan ruangan dengan wewangian
f.       Pergunakan musik
Keempat, komunikasi materi pembelajaran secara komunikatif
a.       Munculkan kesan
b.      Fokus
c.       Inklusif
d.      Spesifik
e.       Komunikasi non verbal
B.       MODEL PEMBELAJARAN PENDEKATAN APTITUTE-TREATMENT INTERACTION (ATI)
1.         Hakikat Dan Pengertian Model Pendekatan ATI
Secara subtantif dan teoritik “ Aptitude- Treatment-Interaction” (ATI) dapat diartikan sebagai suatu konsep pendekatan yang memilik sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang efektif digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Pengertian ini sesuai dengan definisi yang dikemukakan snow. (1989) sebagai berikut :
Aptitude treatment interaction (ATI) the concpt that interaction strategies (treatment) are more or less effective for particular individuals depending upon their specipfict abilities As a teoritical frame work . ATI suggest that optimala learning regalt when the instruction is exactly matched to the aptitude the learness”. Hal ini berarti bhawa dipandang dari sudut pembelajaran (teoritik) ATI approach merupakan sebuah konsep (model) yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment) yang sedikit banyaknya mangkus (efektif) digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan karakteristik kemampuannya. Didasari oleh asumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar dapat dicapai melalui penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Pernyataan snow diatas menggambarkan adanya hubungan timabal balik antara hasil belajar yang diperoleh siswa dengan pengaturan kondisi pembelajaran. Hal ini berarti bahwa prestasi akademik/hasil belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi oleh kondisis pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dikelas. Dengan demikian secara implisit berarti bahwa semakin cocok perlakuan metode pembelajaran (treatment) yang diterapkan guru dengan perbedaan kemampuan (Aptitude) siswa makin optimal hasil belajar yang dicapai.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan diatas dapat diperoleh beberapa makna essensial dari ATI approach, sebagai berikut :
a.         ATI approach merupakan suatu konsep atau model yang berisikan sejumlah strategi pembelajaran (treatment)yang efektif digunakan untuk siswa tertentu sesuai dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
b.        sebagai sebuah kerangka teorotik ATI approach berasumsi bahwa optimalisasi prestasi akademik? Hasil belajar akan tercipta bila man perlakuan-perlakuan (treatment) dalam pembelajran disesuaikan sedemikian rupa dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
c.         terdapat hubungan timbala balik antara prestasi akademik /jasil belajar yang diperoleh siswa (achievment) terhgantiung kepada bagaimana kondisi pembelajaran yang dikembangkan guru dikelas (treatment).
Dengan demikian bahwa tujuan utama pengembangan model pendekatan ATI adalah terciptanya optimalisasi prestasi akademik/hasil belajar. Melalui penyesuaian pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa.
Agar tingkat keberhasilan (efektifitas) pengembangan model pendekatan ATI dapat dicapai dengan baik, maka dalam implementasinya perlu diperhatikan beberapa prinsip yang dikemukakan Snow (1996) sebagai berikut :
a.         Bahwa interksi antara kemampuan (aptitude) dan perlakuan (treatment) pembelajran berlangsung didalam pola yang kompleks dan senantiasa dipengaruhi oleh variable-variabel tugas/jabatan dan situasi.
b.        Bahwa lingkungan belajar yang sangan struktur cocok bagi siswa yang memilik kemapuan rendah, sedangkan lingkungan pembelajaran yang kurang terstruktur fleksibel lebih pas untuk siswa yang pandai.
c.         Bahwa bagi siswa yang memilik rasa percaya diri kurang atau sulit dalam menyesuaikan diri, cenderung belajarnya akan lebih baik bila berada dalam lingkungan belajar yang sanga tertstruktur. Sebaliknya bagi siswa yang tidak pencemas atau memilik rasa percaya diri tinggi (independent) belajarnya akan lebih baik dalam situasi pembelajaran yang agak longgar (fleksibel).
2.         Spesifikasi Model Pendekatan ATI
Aptitude- Treatment-Interaction (ATI) approach merupakan sebuah model pendekatan dalam pembelajaran yang berupaya sedemikian rupa untuk menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik/hasil belajar (cronbath & Snow 1999) pendekatan ini dikembangkan berdasrkan asumsi bahwa “optimalisasi prestsi akademik / hasil belajar dapat dicapai melalu penyesuaian antara pembelajaran (treatment) dengan perbedaan kemampuan (aptitude) siswa (snow 1999).
Model pendekatan Aptitude treatment interaction (ATI) yang akan dikembangkan dalam pembelajaran IPS melalui penelitian research and development ini dirancang dengan spesifikasi khusus, terdiri dari empat tahapan sebagai berikut :
a.    treatment awal
pemberian perlakuan treatment awal pada siswa dengan menggunakan aptitude testing, perlakuan pertama ini dimaksudkan untuk menentukan dan menetapakan klasifikasi kelompok siswa berdasrkan tingkat kemampuan (aptitude ability), dan sekaliguss juga untuk mengetahui potesi kemapuan masing-masing siswa dalam menghadpai informasi/ pengetahuan ataupun kemampuan yang baru.
b.    pengelompokan siswa
pengelompokan siswa yang didasrkan pada hasil aptitude testing. Siswa didalam kelas diklasisfikasikan menjadi tiga kelompok yan gterdiri dari yang berkemapuan tinggi, sedang dan rendah. Bloom dan Gagne (1997 & 1982) menyebutkan pengelompokan itu dengan cepat sedang dan lambat.
c.    memberikan perlakuan
kepada masing-masing kelompok diberikan perlakuan (treatment) yang dipandang sesuai dengan karakteristiknya. Dalam pendekatan ini kepada siswa yang berkemampuan “tinggi” diberikan perlakuan (treatment) berupa self learning melalui modul. Siswa yang memiliki kemampuan “sedang” diberikan pembelajaran secara konvensional atau regular teaching. Sedangkan kelompok siswa yang berkemampuan “rendah” diberikan perlakuan (treatment) dalam bentuk regular teaching + tutorial. Tutorial dapat diberikan oleh guru IPS sendiri atau oleh para tutor dan mentor yang sudah menerima petunjuk dan bimbingan dari guru.
d.   achievement test
diakhir setiap pelaksanaan, uji coba dilakukan dalam penilaian prestasi akademik/hasil belajar setelah diberikan perlakuan (treatment) pembelajaran kepada masing-masing kelompok yang senuai dengan kemampuan siswa (tinggi sedang dan rendah) melalui beberapa kali uji coba dan perbaikan serta revisi (dalam rentang waktu yang sudah di jadwalkan), diadakan achievement test untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang sudah dipelajarinya.
e.    Implementasi Model Pendekatan ATI
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangnan (research an development) ini meskipun model pendekatan ATI belum memiliki langkah-langkah atau pola baku dalam pengembangannya tapi langkah atau pola yang akan dikembangkan dalam studi ini dapoat diadopsi dari beberapa kajian dan studi yang dilakukan para peneliti terdahulu, seperti dari : penelitian an aptitude-treatment interaction approach to transfer within training oleh A.M. Suilivan (1964), yang dilakukan pusat riset angkatan udara AS, studi tentang verbal and spatial abilities in relation to the cognitive demands of diferent kinds of illustrations in text materials oleh Gusstaffson & Harnguist (1977) di gote bord, swedia.
Berdasarkan kajian dan studi terhadap penelitianpenelitian yang telah dikemukakana diatas serta berpegang pada prinsip-prinsip model pendekatan ATI yang ada, maka dapat di adpatasi beberapa langkah yang dapat dikembangkan :
Studi atau penelitian diawali dengan melaksanakan pengukuran kemampuan masing-masing siswa melalui test kemampuan (aptitude-testing).
Membagi atau mengelelompokkan siswa menjadi tiga kelompok sesuai dengan klasifikasi yang didapatkan dari hasi Aptitude testing.
Melakukan test awal (pre test) untuk mengetahui entri behavior siswa dikelas secara keseluruhan
Memberikan perlakuan (treatment) kepada masing-masing kelompok siswa (tinggi sedang dan rendah) dalam pembelajaran.


BAB III
KESIMPULAN

Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme). Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Menggunakan model pendekatan aptitude-treatment-interaction (ATI), lebih menekankan atau menitikberatkan kepada kemampuan masing-masing individu siswa/murid. Aptitude-traetment-interaction merupakan suatu konsep pendekatan yang memiliki sejumlah strategi pembelajaran yang efektif untuk digunakan untuk individu tertentu sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Pengembangan model pendekatan ATI itu tujuan utamanya yaitu terciptanya kesesuaian antara pembelajaran dengan karakteristik kemampuan siswa, dalam rangka mengoptimalkan prestasi akademik atau hasil belajar.


DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2010
Ahmad dan Joko, Model Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 1997, hal. 27





Sumber: http://sitiyeni.files.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment

Terimakasih anda telah sudi mampir di sini.

"HANYALAH SANDIWARA" (catatan panjang dari sebuah konklusi yang hilang)

Disadari atau tidak, kita adalah pemain sandiwara didunia fana ini. Setiap kita memerankan diri kita sesuai dengan skenario / cerita yang...